[Ceritaku] Kenapa Saya Memutuskan Berjilbab?

by - Sunday, May 28, 2017

Assalamualaikum. Kali ini saya ingin berbagi cerita tentang pengalaman saya pertama kali menggunakan jilbab. Kira-kira kenapa ya sampai saya bisa memutuskan untuk berjilbab. Yuk, simak ceritanya.



Saya dilahirkan memang dari keluarga muslim, tapi keluarga dan lingkungan saya tidak betul-betul mempelajari Islam secara mendalam. Sejak saya kecil sampai dengan sekarang ini, Ibu saya pun tidak berhijab. Tante-tante saya pun tidak berhijab. Ibu dan tante saya hanya mengenakan jilbab ketika pergi ke acara-acara tertentu. Well, sampai sekarang walaupun saya sudah tahu hukum mengenakan jilbab bagi perempuan adalah wajib, tapi saya tidak memaksa Ibu saya untuk langsung mengenakan jilbab. Kenapa? Karena dulu, saya pun tidak dipaksakan untuk mengenakan jilbab. Semua atas kemauan saya sendiri.

Balik ke diri saya. Saya lupa tepatnya tanggal berapa, tapi kalau tidak salah sekitar pertengahan tahun 2011. Waktu itu saat saya akan masuk ke Perguruan Tinggi.Tiba-tiba saya minta izin ke Ibu saya, "Ma, saya pakai jilbab ya." Mama saya cuma bilang "Terserah kamu. Kamu yang ngejalanin. Tapi ingat, kalau sekarang kamu sudah memutuskan untuk memakai jilbab, jangan sampai sekali-kali kamu melepas jilbab kamu." Biasanya kan kalau anak mendengar kalimat nasehat plus ancaman pasti balik mikir keras kan. Jadi ngak ya? Kuat ngak ya? Saya siap ngak ya? Tapi, entah kenapa saya alhamdulillah siap-siap saja. :)

Saya kembali ke kampus menggunakan jilbab setelah pengumuman kalau saya diterima di kampus tersebut. Saya ngak nasar ya. Tapi itu cuma kebetulan aja. Serius, pertama kali kalian akan menggunakan jilbab, pasti di depan cermin bisa sampai sejam lebih. Duh, cocok ngak ya. Kok, kayaknya ngak cocok gini sih. Duh, nanti keluar rumah gemana nih. Malu ah. Nanti pasti diketawain sama tetangga-tetangga. Ah, malu banget. Besok aja deh. Kayak ada pergolakan batin gitu. Tapi bismillah, yakini aja didalam hati pasti bisa. Bahkan saat itu, ketemu orang yang tidak dikenalpun rasanya malu banget.

Tapi alhamdulillah, saya masih bertahan menggunakan jilbab sampai dengan saat ini. Semoga tetap terus istiqomah dengan jilbab ini. Kalau perlu lebih diperbaiki lagi pakaiannya agar lebih syari. Amin. Malahan sekarang kalau keluar ngak pakai jilbab itu rasanya malu banget. Berasa kayak ngak pakai pakaian gitu. Hehehe

Oh ya, semua yang kita lakukan itu pasti ada alasannya kenapa sampai kita melakukan hal itu. Kenapa saya bisa sampai minta izin ke Ibu saya untuk menggunakan jilbab, intinya kenapa saya sampai bisa memutuskan untuk menggunakan jilbab. Ini dia beberapa alasannya.

1. Pertanyaan Ayah Saya

Jadi pas SMP, saya punya 4 orang sahabat. Namanya Ija, Ani, Echa, Dian. Itu saya urutkan berdasarkan umur ya. Jadi dari yang tertua sampai dengan yang termuda. Saya yang paling terakhir. Kita pisah waktu SMA. Mereka berempat semuanya di satu SMA yang sama, sedangkan saya di SMK.  Tapi walaupun begitu, kita tetep jaga komunikasi. Bahkan sampai dengan sekarang ini.

Setiap lebaran pun, mereka selalu datang ke rumah. Saya yang paling muda, tapi mereka yang datang ke rumah saya. Hahaha Saat masuk SMA, Ani langsung berjilbab. Nah, mereka berempat datang ke rumah. Dan setelah itu, Ayah saya nanyain "Ani udah pakai jilbab ya, kamu kapan nih?" Jleb. Hahaha Kalau mau ditanya kepikiran apa ngak, sedikit kepikiran sih. Saya ini orangnya perasa. Hahaha Padahal kan Ayah saya cuma nanya kan, tapi bagi saya itu kok kayak suatu perintah gitu. Hahaha

Akhirnya saya pun nyari-nyari artikel di internet tentang jilbab bagi perempuan. Dan ternyata jilbab itu hukumnya wajib. Tapi waktu itu, saya belum yakin sama sekali. Kalau misalnya saya mengenakan jilbab saat itu, akan banyak pengeluaran. Mulai dari mengganti pakaian sekolah dan lain sebagainya. Akhirnya saya lupakan begitu saja. Hahaha Kurangajar sekali kan saya? Tapi alhamdulillah, entah kenapa keinginan saya berjilbab timbul kembali saat akan masuk kuliah. 

2. Terlihat Lebih Feminim

Saya sekolah di SMK Teknik. Kebayang kan gemana berinteraksi dengan hampir semua teman laki-laki. Ya walaupun saya di jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, tetap saja. Di kelas yang saya tempati waktu itu dihuni oleh kurang lebih 30 orang siswa, hanya 7 orang perempuan termasuk saya. Sisanya laki-laki.

Kalau mau dibilang tomboy, saya ngak tomboy. Feminim juga ngak. Saya pertengahannya lah. Tapi potongan rambut saya pendek. Sangat pendek. Mungkin teman-teman bisa lihat disini.

Alasan lainnya saya berjilbab ya ini, ingin terlihat lebih feminim. :) Supaya ngak dibilang kayak laki-laki. Saya ini perempuan loh. Hahaha

3. Punya Identitas

Identitas disini adalah sebagai seorang Muslim. Saya itu pengen orang-orang tau kalau saya ini seorang muslim tanpa harus ditanya lagi kamu agama apa? :)

Tentu juga identitas sebagai seorang perempuan. Hahaha

4. Lebih Simple Ternyata

Dulu sebelum menggunakan jilbab, saya selalu berfikir bahwa menggunakan jilbab itu ribet. Musti harus nyamain warna jilbab dengan pakaian yang digunakan. Musti model-model jilbab begini dan begitu. Musti mencocokkan bros yang dipakai. Ah, pokoknya ribet banget lah pokoknya.

Pasti semua perempuan yang belum berhijab pikirannya sama seperti saya. Tapi ternyata, berjilbab itu simpel. Lebih mudah, lebih praktis, dan tidak memakan waktu. Kok bisa? Iya bisa. Makanya dicoba sendiri yuk. Hehehe

5. Lebih Religius

Pasti sering banget kan dengar orang yang bilang, jilbabin hati aja dulu deh. Saya ini solatnya masih bolong-bolong, belum bener lah pokoknya. Dan masih banyak lagi yang lainnya.

Percaya deh, saya juga dulu gitu. Seiring dengan berjalannya waktu, sikap dan perilaku kamu akan berubah secara sendirinya. Dulu solat saya sering bolong-bolong, sekarang bolongnya dikit aja. Hahaha Dulu saya itu baik, sekarang saya baik banget orangnya. Hehehe Intinya, semua akan menyesuaikan dengan sendirinya.


Yang harus diingat, jangan pernah kamu melakukan sesuatu atas paksaan orang. Lakukan karena kamu dan Allah SWT. Jangan sampai kamu berhijab karena ikut-ikutan trend, karena bakalan ngak bertahan lama. Tapi sih ya itu dari pribadi masing-masing. Yang penting semua tujuannya baik.

Saya pun masih dalam proses memperbaiki diri ketahap yang lebih baik dari sebelumnya. Doakan ya. :)

You May Also Like

0 komentar