[Ceritaku] Problematika Hidup
Source: pixabay.com |
Dari judul postingannya kelihatannya berat ya? "Problematika". Tapi sebenernya ngak kok. Di postingan kali ini, saya hanya ingin curhat. Mengeluarkan semua yang ada didalam hati dan pikiran saya selama ini semenjak kepergian Ibu saya.
Yah, ternyata ini yang namanya HIDUP! Ngak tau kenapa, itu yang selalu melayang-layang didalam pikiran saya. Oh, jadi HIDUP itu begini ya. Sepertinya saya baru mulai HIDUP! Entahlah, terlalu sempit pemikiran saya atau saya yang terlalu kaget dengan begitu banyak masalah yang harus saya hadapi.
Dipostingan saya yang dulu juga saya pernah membahas bahwa saya baru sadar kalau ternyata saya itu anaknya manja. Yah, itu memang benar! Tapi ternyata saya manjanya dengan Almarhumah Ibu saya.
Dulu yang saya tau hanya belajar, kerja, jalan-jalan. Dan sampai pada tahapan ini saya harus bisa merawat rumah dan Ayah saya, mengurus keuangan rumah, belanja bulanan, membayar tagihan-tagihan, dan lain sebagainya. At least, hal itu ngak terlalu susah menurut saya. Karena saya sudah dilatih oleh Almarhumah Ibu saya. Mulai dari memasak, mencuci piring, mencuci baju, dan semua pekerjaan rumah lainnya. Dulu sebenarnya saya jengkel, ngapain sih saya harus melakukan semua pekerjaan itu. Tapi sekarang saya bersyukur. Ibu saya memanjakan saya sesuai dengan kapasitasnya. Beliau tidak hanya memanjakan, tapi sekaligus mendidik. Dulu saya mengomel, tapi sekarang saya bersyukur.
Aslinya, saya tidak terlalu dekat dengan Ayah saya. Tapi sekarang, mau tidak mau saya harus dekat dengan Ayah saya. Tapi masalah ini tidak akan saya ceritakan, karena ini masalah pribadai dan terlalu rumit untuk diceritakan. Yang jelas, masalah yang saya hadapi yang berkaitan dengan Ayah saya begitu berat.
Selanjutnya, tentang kredit. Yap, saya sudah mulai berani untuk mengajukan kredit di Bank. Demi kebutuhan. Ngak pernah terbayangkan sebelumnya dipikiran saya kalau saya akan berurusan dengan yang namanya kredit di Bank. Tapi, ya inilah hidup. Kamu harus berani! Berani menghadapi masalah dan berani mengambil resiko.
Dulu itu, semua yang ada didalam pikiran saya semuanya indah. Saya ini orang yang suka berkhayal. Berkhayal tentang masa depan saya, semua sudah saya rancang didalam pikiran saya. Mulai dari saya selesai kuliah, saya harus kerja apa, umur sekian saya harus bagaimana, intinya semua sudah tertata rapi didalam pikiran saya. Actually, that's not good. Kita boleh berencana, tapi jangan pernah lupakan kuasa Tuhan, Allah SWT. Hidup ini sudah diatur oleh Allah SWT. Kita tinggal menjalaninya. Itu yang saya lupakan. Kenapa? Karena sejak dulu, saya sudah di didik untuk selalu berkompetisi, harus berusaha mendapatkan yang terbaik. Dan sekarang saya berfikir bahwa sebetulnya itu tidak bagus! Alhasil saya jadi kurang bersyukur.
Saya sempat down dengan masalah yang saya hadapi. Saya betul-betul tidak bersemangat untuk menjalani semua aktivitas saya. Tapi kemudian saya berfikir lagi, kok saya kayak gini sih. Allah SWT ngak akan ngasih cobaan diluar batas kemampuan hambanya. Dan ketika Allah SWT ngasih cobaan, itu berarti Allah SWT sayang kepada hambanya. Kenapa ssaya ngerasa hidup saya susah, padahal diluar sana masih banyak orang-orang yang kehidupannya lebih susah dibandingkan dengan saya. Saya masih bisa melihat, saya masih bisa mendengan, saya masih bisa berjalan, saya masih sehat, saya masih bisa tidur di tempat yang nyaman, saya masih bisa makan, kenapa saya berfikir bahwa hidup saya susah? Astagfirullah.
Kadang saya memaki diri saya sendiri. Bersyukur woi, bersyukur. Yah, intinya di bersyukur. Bersyukur, sabar, ikhlas. Insya Allah saya bisa melewati semua cobaan ini.
1 komentar
Terima kasih untuk semua teman-teman yang sudah menyempatkan waktunya untuk membaca..
ReplyDelete